Breaking News
Fakta peristiwa aktual yang terjadi di wilayah Indonesia, seperti bencana alam, kecelakaan, atau keputusan politik penting.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Terungkap! CIA Pernah Coba Rekrut Winston Churchill untuk Propaganda Anti-Soviet

BRIMO

Terungkap! CIA Pernah Coba Rekrut Winston Churchill untuk Sebarkan Propaganda Anti-Soviet di Era Perang Dingin

Inews Buntok Kota- Langkah mengejutkan dari sejarah Perang Dingin kembali terungkap. Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) ternyata pernah mencoba merekrut Perdana Menteri Inggris legendaris, Winston Churchill, untuk menjadi bagian dari operasi propaganda rahasia yang ditujukan melemahkan pengaruh Uni Soviet di tahun 1950-an.

Laporan eksklusif dari The Telegraph mengungkapkan, pada masa itu CIA berupaya memanfaatkan Radio Liberty, sebuah stasiun radio yang mereka danai secara rahasia, untuk menyiarkan pesan-pesan anti-komunis langsung ke wilayah Soviet. Radio tersebut beroperasi bersamaan dengan Radio Free Europe, yang fokus menargetkan negara-negara sekutu Uni Soviet di Eropa Timur.

Kedua stasiun ini merupakan bagian dari strategi propaganda besar Amerika Serikat dalam menghadapi dominasi ideologi Komunisme selama puncak Perang Dingin. Meski publik menganggapnya media independen, nyatanya keduanya diam-diam dikendalikan dan dibiayai oleh CIA hingga tahun 1972, sebelum akhirnya digabung menjadi Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) pada 1976.


Churchill Jadi Target Propaganda CIA

Menurut dokumen CIA yang baru-baru ini dideklasifikasi, pada tahun 1958 para pengendali Radio Liberty menyusun rencana untuk “menunggangi gelombang revisionisme” yang saat itu mulai mengguncang Uni Soviet.
Di dalam lingkaran ideologis Soviet, muncul berbagai perdebatan internal di antara para pemikir Marxis yang dianggap “menyimpang” dari garis keras komunisme. CIA melihat celah ini dan berupaya memperluas perpecahan tersebut melalui propaganda.

Dalam strategi rahasianya, CIA berencana menggandeng tokoh-tokoh dunia yang memiliki kredibilitas tinggi di mata publik internasional untuk menyampaikan pesan-pesan anti-komunis.
Salah satu nama yang muncul dalam daftar target mereka adalah Sir Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris yang dikenal sebagai tokoh keras anti-komunisme.

Churchill, yang pada waktu itu sudah berusia 83 tahun dan pensiun dari dunia politik, dianggap memiliki pengaruh moral dan historis besar berkat perannya memimpin Inggris dalam Perang Dunia II serta pidatonya yang terkenal di Fulton pada 1946—“Iron Curtain Speech”, yang memperkenalkan istilah “Tirai Besi” untuk menggambarkan isolasi dunia Barat dari blok Soviet.

Terungkap! CIA Pernah Coba Rekrut Winston Churchill untuk Propaganda Anti-Soviet
Terungkap! CIA Pernah Coba Rekrut Winston Churchill untuk Propaganda Anti-Soviet

Baca Juga : Semangat Lestarikan Bahasa Daerah! Barito Selatan Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu 2025


Menolak Tawaran CIA

Meski hubungan pribadi Churchill dengan Alan Dulles, Direktur CIA kala itu, cukup dekat, namun tak ada bukti bahwa ia pernah menerima tawaran tersebut.
Menurut catatan CIA yang dikutip The Telegraph, pada musim semi tahun 1958 Churchill sebenarnya sempat dijadwalkan untuk menghadiri satu program propaganda di Washington, namun ia menolak karena alasan kesehatan.

Rencana CIA itu pun tidak pernah benar-benar terealisasi. Namun dokumen-dokumen tersebut memperlihatkan betapa jauh badan intelijen Amerika bersedia melangkah demi memenangkan perang ideologi melawan komunisme.


Propaganda untuk “Merusak Kepercayaan terhadap Marxisme”

Dalam salah satu catatan pengarahan internal CIA, program propaganda ini disebut bertujuan untuk “merangsang pemikiran sesat” dan “merusak kepercayaan terhadap segala bentuk Marxisme dengan menyiratkan bahwa dasar pemikirannya keliru.”
CIA berharap, dengan siaran-siaran tersebut, publik Soviet akan mulai meragukan keabsahan ideologi yang selama ini menguasai kehidupan mereka.

Selain Churchill, sejumlah tokoh intelektual dan politisi Barat juga disebut menjadi target potensial untuk dilibatkan dalam misi penyiaran propaganda tersebut, meskipun nama-nama mereka tidak diungkap secara detail dalam dokumen yang dirilis.


Dampak dan Warisan Radio Liberty

Meskipun operasi rahasia CIA di balik Radio Liberty akhirnya terungkap beberapa dekade kemudian, stasiun tersebut tetap berperan besar dalam perang informasi global.
Hingga kini, Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) masih aktif menyiarkan berita dan opini ke berbagai negara, dengan dana dari Badan Media Global AS (USAGM).

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lembaga itu menghadapi tantangan besar. Di masa pemerintahan Donald Trump, pendanaan USAGM dipangkas drastis sebagai bagian dari kebijakan penghematan anggaran federal. Bahkan pada 2025, lembaga tersebut mengumumkan pemangkasan lebih dari 500 pegawai, setelah serangkaian PHK besar-besaran sebelumnya.


Jejak Sejarah yang Mengungkap Sisi Lain Perang Dingin

Kisah tentang upaya CIA merekrut Winston Churchill ini memperlihatkan bahwa Perang Dingin bukan hanya pertempuran senjata dan politik, tetapi juga perang narasi dan pengaruh.
Dengan memanfaatkan media dan tokoh-tokoh dunia, Amerika berusaha memenangkan hati dan pikiran masyarakat global untuk menentang komunisme.

Meski akhirnya Churchill menolak ikut serta, rencana itu menjadi bukti bahwa dalam perang ideologi, kata-kata bisa sama kuatnya dengan peluru.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *